Rabu, 17 Januari 2024

DOA NOVENA KEPADA SANTO YUSUF



DOA NOVENA KEPADA SANTO YUSUF


Santo Yusuf, perlindunganmu amat besar, amat kuat, dan amat cepat di hadapan Singasana Allah. Aku mempercayakan kepadamu segala kepentingan dan keinginanku.

Ya Santo Yusuf, tolonglah bantu aku dengan kekuatan perantaramu dan mohonkan bagiku dari Puteramu yang Ilahi itu, segala berkat rohani melalui Yesus Kristus,Tuhan kami. Dengan demikian dibantu oleh kekuatan sorgawimu di bumi ini, aku dapat mempersebahkan terima kasih dan hotmatku kepada Bapa yang Maha Kasih.

Ya Santo Yusuf, aku tak pernah jemu memandangmu dan memandang Yesus yang tertidur dalam pelukanmu. Aku tidak berani mendekat selagi Dia beristirahat tenang dekat hatimu. Dekaplah Dia atas namaKu, dan ciumlah keningNya yang indah itu bagiKu, dan mohonkalah agar Dia membalasku dengan ciuman, bilamana aku hampir menghembuskan nafasku yang terakhir.

Santo Yusuf, pelindung jiwa-jiwa yang akan berpulang, doakanlah aku.

Amin.


©️ Mysterium Fidei

#seridoadevosipribadi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

DOA PENYEMBUHAN BATIN



DOA PENYEMBUHAN BATIN

(Didoakan sebelum tidur)

Tuhan Yesus melalui kuasa Roh Kudus hadirlah pada masa laluku sementara aku tidur. Sembuhkanlah segala luka dalam batinku yang pernah kualami, luka karena kurang kasih dari orang tua dan sesama, luka karena pengkhianatan, luka karena penolakan, luka karena pelecehan, luka karena penghinaa.

Biarlah dengan darahMu Kaujadikan aku utuh kembali. Semua hubungan persaudaraan yang sudah rusak dengan keluargaku maupun dengan saudaraku, sembuhkanlah ya Tuhan. Dari segala ketakutan, kecemasan, kegelisahan, keputusasaan, sembuhkanlah aku.

Hadirlah Engkau ya Tuhan supaya aku bisa mengampuni diriku sendiri, mengampuni sesamaku, mengampuni situasi yang menyakitkan.

Bantulah aku ya Tuhan supaya aku dapat mengambil akar pahit yang adadalam hidupku dan isilah hatiku dengan kasihMu dalam tidurku malam ini.

Terimakasih Tuhan dan berkatilah aku.


Bapa Kami 1 x

Salam Maria 3 x 


©️ Mysterium Fidei

#seridoadevosipribadi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

DOA PENYEMBUHAN LUKA BATIN



DOA PENYEMBUHAN LUKA BATIN

Doa ini merupakan sebuah rangkaian doa penyembuhan luka-luka batin. Mohonlah kepada Yesus untuk menyembuhkan semua kenangan masa lalu, dan jadikan doa ini sebagai doa pribadi.


MASA DALAM KANDUNGAN

Tuhan Yesus Kristus, terima kasih atas kehadiran-Mu saat ini. Aku bersyukur Engkau yang adalah Tuhan tetap hadir dulu, Saat ini, dan selamanya. Engkau yang mau membuatku sempurna baik roh, jiwa, dan tubuhku. Tuhan Yesus, aku mohon kepada-Mu telusurilah setiap langkah hidupku. Lawatilah awal kehidupanku. Engkau mengetahui semua tentang diriku sebelum aku dilahirkan. Seandainya ada ketakutan ataupun kekuatan negtif yang disalurkan kepadaku sejak berada dalam kandungan ibuku, aku mohon bebaskanlah aku dari ikatan ini dengan kuasa Roh Kudus dan kasih-Mu. Terima kasih atas kasih dan kehadiran-Mu yang Engkau curahkan kepadaku selama pertumbuhanku di dalam rahim ibuku. Aku mengucap syukur atas orang tua yang telah Engkau berikan kepadaku, dan aku mohon tolonglah aku untuk mengampuni mereka pada saat-saat di mana mereka kurang mengasihi aku. Biarlah tahap kehidupakanku ini mendapat pelukan kehangantan kasih dari pada-Mu sehingga aku bahagia menyongsong kelahiranku. Dan aku percaya Engkau akan melengkapi bagian yang belum di sembuhkan menurut cara-Mu dan waktu-Mu. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)


MASA BAYI

Tuhan Yesus Kristus, berjalanlah bersamaku menjelajahi setiap detik dari tahun-tahun permulaan hidupku. Terima kasih Tuhan Yesus, karena ketika aku lahir, Engkau hadir dan mengasihiku. Engkau menghendaki aku lahir, namun orang tuaku tidak menginginkan aku atau menolak aku. Tuhan Yesus berilah mereka hasil kerahiman-Mu (Ada yang lahir tanpa kasih, tidak diinginkan, dipisahkan karena sakit, kematian, dsb.) Tuhan Yesus isilah bagian di dalam diriku yang kurang mendapat perhatian dari orang tuaku, perasaan-perasaan yang menakutkan saat itu, bebaskanlah aku dari rasa ketakutan dengan kasih-Mu. Aku percaya Engkau hadir saat itu dan tidak meninggalkan aku sendirian. Tuhan Yesus, Sekiranya ada kekerasan secara fisik atau mental pada masa bayiku, sembuhkanlah luka-luka batin ini sehingga melalui bilur-bilur-Mu, aku menjadi sembuh. Aku juga mengampuni mereka, yang memperlakukan diriku dengan tidak baik pada waktu itu. Tuhan, aku menyerahkan seluruh keberadaanku ke dalam tangan-Mu, karena aku yakin akan belas kasih-Mu yang membuatku menjadi sempurna. Terima Kasih Tuhan. AMIN (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)


MASA KANAK-KANAK

Tuhan Yesus Kristus aku mohon Engkau sudi berjalan bersamaku kembali pada kehidupanku ketiak aku masih seorang anak. Masuklah dalam perilaku yang tidak pantas aku alami, karena kurang merasakan cinta dan kasih sayang orang tua dan sesama. Sembuhkanlah setiap luka yang disebabkan perlakuan kasar oleh sesamaku (guru, teman, saudara kandung, dsb). Biarlah aku mampu mengampuni, mengasihi dan memaafkan mereka, seperti Engkau mengasihi diriku. Sembuhkanlah aku dari luka-luka akibat ketakutan, keputus-asaan, kekecewaan, dan perasaan-perasaan negatifku. Isilah kekosongan hatiku dengan kasih dan cinta-Mu, ya Yesus. Biarlah semua yangberhubungan dengan masa kanak-kanakku bersatu dengan Engkau. Dengan demikian semua yang baik boleh tetap tinggal dan semua yang menimbulkan halangan-halangan dalam hidupku boleh Engkau ambil. Aku percaya bahwa Engkau memberkati ruang lingkup hidupku dengan segala rahmat dan berkat yang berguna untuk kesembuhanku. Terima Kasih Tuhan atas jamahan kasih-Mu. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan) 


MASA REMAJA

Tuhan Yesus Kristus, dengan kuasa Roh Kudus-Mu, aku mohon kepada-Mu untuk memasuki masa remajaku. Sembuhkanlah aku dari kenangan-kenangan yang menyakitkan pada waktu itu. Biarlah terang Roh-Mu menyinari barang-bayang kegelapan batin yang terluka yang pernah aku alami, luka karena kurang kasih dari orang tua, dan sesama, luka karena dikecewakan, ditolak, dilecehkan, dan penghinaan. Biarlah dengan darah-Mu, Engkau menjadikan aku utuh kembali. aku juga mohon kepada-Mu untuk melepaskan diriku dari perasaan- perasaan takut, kecewa, tersisih, dikucilkan dari pergaulan, diejek, ditertawakan, dan dibeda-bedakan. Hadirlah Engkau, ya Tuhan Yesus, supaya aku dapat mengampuni situasi yang menyakitkan. Ambillah akar-akar pahit yang terjadi pada masa remajaku dan isilah hatiku dengan kasih dan cinta-Mu. Terima kasih Tuhan Yesus atas penyembuhan-Mu. Aku percaya engkau akan menyertai dan memberkatiku. Amin (Bapa Kami - Salam Maria - Kemuliaan)


©️ Mysterium Fidei

#seridoadevosipribadi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Doa Memorare (dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan latin)



M E M O R A R E


Dalam bahasa Indonesia

Ingatlah ya Maria, Perawan yang amat baik, bahwa belum pernah terdengar seseorang yang berlindung kepadamu, memohon pertolongan dan meminta perantaraanmu pernah ditinggalkan olehmu.

Hai Kusuma segala perawan, hai Bunda, kepadamu aku berlari, digerakkan hati oleh harapan yang demikian, kepadamu aku dating, di hadapanmu aku seorang yang berdosa berdiri seraya mengaduh.

Hai Bunda Sabda Allah, jangan mengabaikan perkataanku melainkan dengarkanlah dengan belas kasihan dan luluskanlah. Amin.


Dalam bahasa Inggris

Remember, O most gracious Virgin Mary, that never was it known that anyone who fled to thy protection, implored thy help, or sought thy intercession was left unaided. Inspired by this confidence, I fly unto thee, O Virgin of Virgins, my mother. To thee do I come, before thee I stand, sinful and sorrowful. O mother of the Word Incarnate, dispise not my petition, but in thy mercy hear and answer me. Amen.


Dalam bahasa Latin

Memorare, O piisima Virgo Maria, non esse auditum a saeculo quemquam ad tua currentem praesidia, tua implorantem auxilia, tua petentem suffragia esse derelictum. Ego, tali animatus confidentia, ad te, Virgo virginum, Mater, curro; ad te venio; coram te gementes peccator adsisto. Noli, Mater Verbi, verba mea despicere, sed audi propitia et exaudi. Amen.

©️ Mysterium Fidei

#seridoadevosipribadi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Doa Ya Harapan Israel (dalam bahasa Indonesia, Jawa, Latin, Inggris)



YA HARAPAN ISRAEL

Ya harapan Isreal, Sang Penyelamat di saat yang sulit, pandanglah dengan belas kasih dari surga, lihatlah dan kunjungilah ladang anggurMu, alirilah kali-kalinya, perlipatgandakanlah bibit mudanya dan selesaikanlah apa yang telah kau tanam dengan tanganmu sendiri. Panennan memang melimpah, namun sedikitlah pekerjanya. Karena itu kami mohon kepadaMu yang empunya panenan, agar engkau mengutus pekerja-pekerja ke panenanMu.

Perlipatkanlah bangsa ini dan datangkanlah suka cita yang lebih besar, agar dibangunlah benteng Yerusalem. Ini rumahMu, ya Tuhan, ini rumahMu; jangan ada batu di sana yang tidak Kau pasang sendiri dengan tanganMu yang Mahasuci.

Adapun yang telah Kau panggil, jagalah mereka dalam namaMu dan kuduskanlah mereka dalam kebenaran. Amin.

Santo Yoseph, Doakanlah kami   3x

Santo Vincentius, Doakanlah kami


SANG PANGAJENG-AJENGING ISRAEL

Sang pengejeng-ajenging Israel, Juruwilujeng salebeting pancabaya karsaa migatosaken kanthi welas asih saking swarga tedhak saha mirsanana kebon anggur Dalem, kaelebana sitinipun, katangkarna wiji-wijinipun lan karsaa nyampurnakaken punapa ingkang sampun katanem dening asta tengen Dalem. Panenanipun mila kathah, nanging namung sakedhik ingkang derep. Panyuwun kawula, O Sang Darbe panenan karsaa angutus para derep ing panenan Dalem. Katangkar tumangkarna bangsa punika lan kaagengna suka gambiraning Yerusalem. Punika padaleman Dalem O Gusti, punika padaleman Dalem, sampun nganthos ing pedaleman punika wonten sela ingkang boten kapasang dening asta Dalem ingkang Mahasuci. Wondene ingkang sami katimbalan kajagiya ing Asma Dalem lan sinucekna wonten ing kasunyatan. Amin.

Santo Yusup, nyuwun pangestu Dalem  3x

Santo Vincentius, nyuwun pangestu Dalem


EXPECTATIO ISRAEL                        

Salvator eius in tempore tribulationis, Propitius de caelo respice, vide et  visita vineam istam, rivos ejus inebria multiplica genimina ejus, et perfice quam plantavit dextera tua. Messis qiudem multa, operarii autem pauci.  Rogamus ergo te Dominum messis,  ut mittas operarios in messem tuam. Multiplica gentem et magnifica laetitiam ut aedificentur muri Jerusalem. Domus tua haec, Domine Deus, Domus tua haec; non sit in ea, queso, lapis quem manus tua sanctissima non posuerit. Quos autem vocasti, serva eos in nomine tuo et sanctifica eos in veritate. Amen

Sancte Joseph, ora pro nobis,

Sante Vincenti, ora pro nobis.


O HOPE OF ISRAEL!

O Hope of Israel! Its savior in time of trouble, look down with kindness from heaven. Take a close look at your vineyard, and provide whatever is necessary for it.

Swell its streams, increase its fruit, and bring maturity, the vineyard which your right hand has planted.

Indeed, the harvest is great, but the laborers are few. We ask you, therefore, Lord of the harvest: send laborers into your harvest.

Multiply your people and increase their joy, so that walls of Jerusalem may be built up.

This is your house, o Lord, God, this is your house, Let there not be in it, I beg you even one stone which your most holy hand has not placed there. Preserve in your name, those whom you have called, and make us truly holy. Amen.

Saint Joseph, pray for us.

Saint Vincent, pray for us.


©️ Mysterium Fidei

#seridoadevosipribadi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 4)



Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 4)

Untuk menggambarkan pentingnya tidak mencampuradukkan Misa (liturgi) dengan devosi pribadi, kita bisa menggunakan perumpamaan makan malam keluarga dan makan malam di restoran:

Bayangkan dua situasi makan malam. 

Pertama, makan malam keluarga di rumah, di mana setiap anggota keluarga mungkin memilih menu makanan sendiri, mungkin ada yang makan sambil menonton TV, atau sambil membaca buku. Ini mirip dengan devosi pribadi, di mana setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan aktivitas rohani sesuai pilihan dan selera pribadi mereka.

Situasi kedua adalah makan malam di restoran mewah dengan aturan dan etiket tertentu. Di sini, semua tamu diharapkan mengikuti tata cara yang telah ditetapkan: duduk dengan rapi, memilih makanan dari menu yang sama, dan mengikuti urutan hidangan yang disajikan oleh pelayan. Tidak ada ruang untuk aktivitas pribadi seperti membaca buku atau menonton TV. Situasi ini menggambarkan Misa, di mana semua umat diharapkan mengikuti tata liturgi yang telah ditetapkan Gereja, dengan fokus yang sama dan partisipasi bersama dalam sakramen.

Perumpamaan ini menunjukkan bahwa sementara devosi pribadi (makan malam keluarga) memberikan fleksibilitas dan ruang pribadi, Misa (makan malam di restoran mewah) memerlukan keseragaman dan partisipasi kolektif. Mencampuradukkan keduanya, seperti melakukan devosi pribadi di tengah-tengah Misa, sama tidak tepatnya dengan membawa buku atau tablet ke restoran mewah untuk membaca sambil makan. Kedua aktivitas memiliki tempat dan waktunya masing-masing yang harus dihormati.


*©️ Mysterium Fidei*

#serispiritualitasekaristi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 3)



Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 3)


Mengapa pembedaan antara Devosi dan Misa ini penting?

Pembedaan antara Devosi dan Misa menjadi semakin penting sejak Pembaharuan Liturgi dalam Konsili Vatikan II. Sebelum Konsili Vatikan II, pelaku utama dalam Misa ketika itu adalah imam dan para pembantunya di sekitar altar saja. Semua bacaan dan doa memakai bahasa latin yang banyak tidak dipahami oleh umat. Bahkan, pada beberapa bagian doa (seperti Doa Syukur Agung misalnya), doa tersebut harus didoakan dengan berbisik dan tidak boleh dengan suara lantang. Hal tersebut ditambah lagi dengan pada saat itu saat merayakan Ekaristi, imam dan umat sama-sama menghadap ke timur, sehingga umat hanya bisa melihat punggung dari imam tersebut. Hanya beberapa kali saja ketika imam mengucapkan _Dominus Vobiscum_ (Tuhan bersamamu) dan beberapa kesempatan lain, imam membalikkan badannya dan menghadap umat.

Karena umat pada saat itu tidak paham apa yang diucapkan oleh imam dan juga tidak tahu apa yang terjadi di Altar (karena tidak kelihatan), oleh karena itu umat pun berusaha menyibukkan diri masing-masing dengan devosi-devosi yang mereka lakukan dari tempat duduk masing-masing. Sambil menantikan komuni, ada yang mengisi "kekosongan waktu" itu dengan doa rosario, novena, dan doa-doa devosi lainnya. Akibatnya, perayaan liturgi bercampur dengan "devosi-devosi" yang dilakukan oleh umat sendiri-sendiri. Jadi, Imam misa sendiri dan umat juga sibuk sendiri dengan devosinya masing-masing.

Sesudah Konsili Vatikan II, Gereja membaharui banyak hal dalam Misa sehingga umat bisa terlibat secara aktif. Doa dan Nyanyian diperbolehkan dalam bahasa masing-masing, imam menghadap ke umat sehingga umat sudah bisa melihat secara langsung apa yang terjadi di Altar. Dari awal hingga akhir ekaristi, umat sudah bisa memahami apa yang sedang didoakan imam dan perikop kitab suci apa yang sedang dibacakan. Dari awal hingga akhir gerak gerik imam di sekitar altar sudah bisa dilihat dengan jelas. Semua ini dilakukan agar umat sungguh bisa mengikuti misa dengan kesadaran penuh dan aktif dalam perayaan ekaristi. 

Oleh karena itu, kurang tepat rasanya jika dalam perayaan ekaristi hari ini kita masih membawa devosi di dalamnya meskipun itu dilakukan sendiri-sendiri, misalnya: berdoa rosario di tengah-tengah perayaan ekaristi, dsb. 


*©️ Mysterium Fidei*

#serispiritualitasekaristi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.


Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 2)



Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 2)

Saat ini, kita sering menemukan tantangan ketika orang-orang cenderung membawa unsur-unsur devosi ke dalam Liturgi. Ada kecenderungan untuk tidak membedakan antara momen devosi dan saat-saat Liturgi. Kita harus waspada terhadap kecenderungan halus ini.

Ingatlah ketika kita berdoa dalam Liturgi, "doa pujian kami tidak menambah apa-apa pada kebesaran-Mu, Tuhan", kita sedang diingatkan bahwa di dalam Liturgi, bukan aksi kita yang membuat Misa menjadi indah atau bermakna.

Berbeda dengan devosi kesalehan populer yang melibatkan emosi dan perasaan kita, Misa fokusnya berbeda. Misa bukan tentang kita, tetapi tentang Tuhan. Bukan tentang apa yang kita lakukan di hadapan Tuhan, melainkan apa yang Tuhan lakukan untuk kita.

Untuk menggambarkannya, bayangkan dalam Misa kita seperti penonton aktif yang menyaksikan pemain bola terbaik beraksi di lapangan (seperti Messi atau pemain hebat lainnya 😇). Kita terlibat penuh, aktif, dan sadar dalam 'permainan' (Misa) melalui partisipasi kita (berdiri, bernyanyi, berlutut, menjawab doa, dll), namun selalu ingat bahwa bukan kita yang 'mencetak gol'.

Seperti dalam sebuah film, Misa adalah 'Produksi Khusus' dari Tuhan. Dia adalah Produser Eksekutif. Peran kita adalah untuk 'memainkan bagian' yang ditugaskan kepada kita, entah sebagai imam, lektor, pemazmur, atau umat. Semua terlibat secara sadar, penuh, dan aktif, dan tidak ada yang hanya sekadar menjadi pemirsa. Kehadiran umat bukanlah seperti pemirsa televisi yang duduk diam saja, tetapi diharapkan sungguh umat menghayati peran mereka dengan memberikan respon tanggapan terhadap ajakan imam, berdiri, duduk, dan bernyanyi.


Itulah Misa.


*©️ Mysterium Fidei*

#serispiritualitasekaristi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 1)



Perbedaan antara Devosi dan Misa (Bagian 1)

Bayangkan liturgi seperti upacara kenegaraan Indonesia. Setiap elemen dalam upacara ini memiliki tempat dan urutan yang jelas dan diatur sesuai dengan protokol yang sangat terstruktur. Begitu pula dengan liturgi; kita mengikuti tata cara yang ditetapkan oleh Gereja, bukan berdasarkan keinginan pribadi kita.

Gereja membedakan antara perayaan liturgi dan berbagai bentuk devosi. Dalam devosi seperti Legio Maria, pertemuan Kharismatik, doa rosario, devosi Gua Maria, atau doa Kerahiman Ilahi, Gereja memberi kesempatan kepada umat untuk mengekspresikan devosi mereka dengan berbagai cara sesuai pilihan mereka.

Namun, perlu diingat, tindakan-tindakan devosional ini tidak bisa diterapkan ketika kita memasuki perayaan liturgi, seperti dalam Perayaan Ekaristi Kudus.

Perayaan Ekaristi adalah momen yang unik dan berbeda dari doa pribadi atau aktivitas gerejawi lainnya. Seperti upacara bendera yang memiliki tatanan, keresmian, dan aturan, demikian pula dalam Misa. Kita mungkin memiliki kebebasan dalam berdoa secara pribadi atau dalam kelompok, namun dalam Misa, kita semua bersatu dalam satu tata cara yang sama.


*©️ Mysterium Fidei*

#serispiritualitasekaristi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.

Mengapa ekaristi kadang rasanya membosankan?



Mengapa ekaristi kadang rasanya membosankan?

Bisakah kita memodifikasinya agar menjadi lebih meriah?


Perayaan ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia, yang artinya Puji Syukur. Oleh karena itu sebenarnya fokus kita dalam perayaan Ekaristi adalah mengucap syukur kepada Tuhan atas segala kelimpahan rahmat yang telah diberikan kepada kita. Pada saat itu, Kita berterima kasih kepada Tuhan. 

Anehnya, dalam kesempatan itu seringkali kita masih mencari kesenangan diri. Kita sering berpikir, bagaimana supaya saat berterima kasih itu (perayaan ekaristi) tidak membosankan dan bisa menjadi lebih meriah agar kita pun juga senang. Padahal sebenarnya yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa menyenangkan hati Tuhan, karena pada saat itu kita sedang berterima kasih kepadanya.

Ada banyak hal sebenarnya yang sering membuat ekaristi kita membosankan, misalnya:

1. Kita tidak paham apa yang sebenarnya kita rayakan dalam perayaan ekaristi.

Perayaan ekaristi yang tidak kita pahami membuat perayaan ekaristi seperti menonton sebuah film berbahasa asing tanpa subtittle, padahal kita tidak tahu artinya. Sebagus-bagusnya sebuah film atau drakor, kita akan segera mengantuk ketika tidak memahami apa yang sedang terjadi.

2. Kita sudah terlalu akrab dengan Ekaristi

Jika kita memiliki teman dekat yang sering ketemu, kita tidak bisa mengharapkan bahwa setiap pertemuan akan menjadi pertemuan yang heboh dan menggemparkan. Pertemuan dengan teman lama yang sudah sering bertemu memang biasanya ya biasa-biasa saja, terkadang juga membosankan. oleh karena itu, tidak perlu merasa gelisah kalau Anda kadang merasa perayaan ekaristi membosankan, anggap saja kita sedang bertemu dengan teman dekat yang memang sudah sering bertemu.

Oleh karena itu, jika Anda sering mengalami kebosanan dalam Misa, Anda perlu mencari sebabnya, dan bukan mengubah/memodifikasi perayaan misa agar lebih meriah dan menyenangkan menurut Anda. Bukan itu tujuan utama Misa! 

Seorang santo dari Spanyol juga mengatakan, "You say the Mass is long and, I add, because your love is short." (Anda mengatakan Misa itu panjang dan, saya tambahkan, karena cinta Anda pendek.)


© Mysterium Fidei

#serispiritualitasekaristi

Untuk bergabung dengan grup 'Mysterium Fidei' (Info liturgi untuk umat), cukup klik di sini.


Rabu, 17 Januari 2018

Apakah Awam boleh berkhotbah dalam liturgi?




Ada sebuah pertanyaan:
Dalam sebuah misa penutupan suatu retret yang diadakan di hotel/villa, homili diisi dengan kesaksian peserta retret. Apakah ini sebuah pelanggaran liturgi? Apakah Awam boleh berkhotbah dalam liturgi?

Pertama-tama harus dibedakan antara Homili dan khotbah (preaching). Kan 767 par 1 menyatakan bahwa, "Di antara bentuk-bentuk khotbah, homililah yang paling unggul, yang adalah bagian dari liturgi itu sendiri dan direservasi bagi imam atau diakon"

Dari Kanon itu bisa ditarik kesempulan berikut:

Homili adalah :
1. salah satu bentuk khotbah
2. merupakan bagian dari liturgi
3. homilii hanya bisa dilakukan oleh Imam atau Diakon dalam perayaan Liturgi.

Kedua, Kanon 766 memberi peluang kepada kaum Awam untuk berkhotbah. Bunyinya, "Kaum awam dapat diperkenankan untuk berkhotbah di dalam gereja atau ruang doa, jika dalam situasi tertentu kebutuhan menuntutnya atau dalam kasus-kasus khusus manfaat menganjurkannya demikian, menurut ketentuan-ketentuan Konferensi para Uskup dengan tetap mengindahkan kan. 767, § 1." Kanon ini diperkuat dengan berbagai macam teologi yang bisa menjadi dasar kaum awam untuk berkhotbah. Misalnya: Kanon 225 par 1, LG 33, dan AG 21. Ingat bahwa ini adalah "berkhotbah" bukan berhomili.

Dari dua ketentuan ini bisa disimpulkan beberapa hal di bawah ini:

1. Homili adalah salah satu bentuk khotbah dalam liturgi, yang diberikan oleh kaum tertahbis, atau paling tidak dibacakan atas nama kaum tertahbis yang mempunyai otoritas. Jadi ketika seorang tertahbis berkhotbah dalam liturgi, ini disebut homili. Ketika seorang tertahbis berkhotbah di luar liturgi, ini tidak bisa disebut sebagai homili, karena tidak sesuai dengan ketentuan dalam kanon.

2. Lebih lanjut lagi,, Awam tidak bisa memberikan homili. Jika ada awam yang memberikan kesaksian dalam perayaan liturgi maka hal itu tidak bisa disebut sebagai HOMILI, melainkan hanya sebuah renungan, penjelasan Injil, kesaksian atau apapun itu namanya.

Oleh karena itu menurut saya implikasi liturgis yang bisa disimpulkan adalah:

1. Jika ada seorang awam yang membacakan sebuah homili yang ditulis oleh seorang klerus (misalnya: Romo Parokinya) karena ia berhalangan untuk menyampaikannya sendiri, maka hal ini tetap disebut sebagai homili karena naskah yang ditulis dipersiapkan oleh klerus yang mempunyai otoritas dan disampaikan dalam kesempatan liturgi. Misalnya: naskah homili buatan romo paroki yang dibacakan oleh asisten imam ketika mengantarkan komuni untuk orang sakit.

2. Seorang awam bisa berkhotbah sebagai tambahan dari homili imam/diakon pada hari minggu atau kesempatan-kesempatan tertentu. Praktik yang sering terjadi ialah imam selebran memberikan homilyang singkat sebelum awam memberikan khotbah/kesaksian/renungannya. Dalam kasus ini homili tidak dihilangkan, namun sekedar menambahkan kesaksian dari umat beriman dalam kesempatan-kesempatan khusus. (Misalnya: rekoleksi, retret, atau Misa Ulang Tahun Perkawinan, dsb).


Yang justru berpotensi menjadi pelanggaran liturgi menurut pertanyaan di atas adalah justru pelaksanaan Perayaan Ekaristi di luar tempat-tempat suci yang belum mengantongi ijin dari ordinaris local (Kanon 932). Namun untuk hal ini tidak akan di bahas dalam kesempatan ini.

Selasa, 12 Desember 2017

SEJARAH HARI RAYA NATAL




Banyak orang Katolik berpikir bahwa orang Kristiani merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember karena para Bapa Gereja menyesuaikan tanggal tersebut dengan tanggal perayaan sebuah festival pagan. Hampir tidak ada orang Katolik yang keberatan dengan pendapat ini, walaupun konsekuensinya adalah banyak orang yang menyamakan Hari Raya Natal dengan sebuah festival pagan yakni Festival Dewa Matahari.

Tulisan ini bermaksud menunjukkan sebuah fakta yang menarik untuk diketahui yakni bahwa pilihan tanggal 25 Desember adalah hasil usaha orang-orang Kristen awal untuk mengetahui tanggal kelahiran Yesus berdasarkan penghitungan kalender yang justru sama sekali tidak ada hubungannya dengan festival pagan.

Sebaliknya, festival pagan "Birth of the Unconquered Sun" yang dicanangkan oleh Kaisar Romawi Aurelian pada tanggal 25 Desember 274, hampir pasti merupakan upaya untuk menciptakan alternatif festival tandingan bagi tanggal yang sudah sangat penting bagi orang Kristiani.

Dengan demikian argumen bahwa Hari Raya Natal berasal dari sebuah Festival Pagan adalah mitos tanpa substansi sejarah.

Sebuah Kesalahan
Gagasan bahwa tanggal 25 Desember diambil dari perayaan pagan berasal dari dua orang ilmuwan dari akhir abad ketujuh belas dan awal abad kedelapan belas. Paul Ernst Jablonski, seorang Protestan Jerman, yang ingin menunjukkan bahwa perayaan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember adalah satu dari sekian banyak "paganisasi" yang dibuat oleh Gereja Katolik.

Dalam kalender Julian, yang dibuat di bawah pemerintahan Julius Caesar pada 45 SM, titik balik matahari musim dingin jatuh pada tanggal 25 Desember, dan oleh karena itu tampak jelas bagi Jablonski bahwa hari itu pasti memiliki makna pagan sebelum menjadi perayaan orang Kristiani. Tapi sebenarnya, tanggal tersebut tidak memiliki makna religius dalam kalender perayaan Romawi sebelum masa Aurelian.

Kaisar Aurelian, yang memerintah dari 270 sampai pembunuhannya di tahun 275, sangat memusuhi orang Kristiani dan tampaknya telah mempromosikan penetapan festival "Kelahiran Matahari yang Tidak Terkalahkan" sebagai alat untuk menyatukan berbagai sekte pagan dari Kekaisaran Romawi.

Produk sampingan
Memang benar bahwa bukti pertama orang-orang Kristiani merayakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Tuhan berasal dari Roma beberapa tahun setelah Aurelian, yakni pada tahun 336 AD, namun ada bukti dari Timur Yunani dan dunia Barat bahwa orang-orang Kristiani pada jaman sebelum itu sudah berusaha untuk mencari tahu tanggal kelahiran Kristus jauh sebelum mereka mulai merayakannya secara liturgis, bahkan sudah sejak abad kedua dan ketiga. Bukti menunjukkan, pada kenyataannya, bahwa penetapan tanggal 25 Desember adalah produk sampingan dari usaha untuk menentukan kapan orang Kristiani harus merayakan kematian dan kebangkitan Kristus.

Bagaimana hal ini bisa dijelaskan? Ada pertentangan yang tampak antara tanggal kematian Tuhan seperti yang diberikan dalam Injil Sinoptik dan Injil Yohanes. Injil Sinoptik berpendapat bahwa Kematian Yesus terjadi pada Hari Paskah (setelah Tuhan merayakan Paskah pada malam sebelumnya), dan sebaliknya Injil Yohanes berpendapat bahwa Yesus wafat pada Malam Paskah, saat anak-anak domba Paskah disembelih di Bait Suci Yerusalem untuk merayakan hari raya keesokan harinya.

Untuk dapat memecahkan masalah ini mau tidak mau kita harus berbicara soal perdebatan tentang Perjamuan Terakhir Tuhan adalah makan Paskah atau makan yang dirayakan sehari sebelumnya. Akan tetapi agar tidak terlalu luas, pembahasan tentang hal ini tidak akan dijelaskan dalam tulisan ini. Cukuplah dikatakan bahwa Gereja mula-mula mengikuti Injil Yohanes dan bukan Injil sinoptik, dan dengan demikian Gereja Perdana percaya bahwa kematian Kristus terjadi pada 14 Nisan, menurut kalender lunar Yahudi. Para ilmuwan modern sependapat bahwa kematian Kristus hanya bisa terjadi pada tahun 30 atau 33 Masehi, karena keduanya adalah satu-satunya tahun saat 14 Nisan itu jatuh pada hari Jumat. Jadi, kemungkinan besar tanggal kematian Yesus adalah 7 April 30 atau 3 April 33.

Namun, karena Gereja perdana dipisahkan secara paksa dari Yudaisme, maka Gereja Perdana harus memasuki sebuah dunia dengan kalender yang berbeda, dan harus memikirkan waktunya sendiri untuk merayakan Sengsara Tuhan, paling tidak untuk menjadi terlepas dari perhitungan rabbinik pada tanggal Paskah. Mereka tidak bisa lagi menggunakan kalender Yahudi karena kalender Yahudi adalah kalender lunar yang terdiri dari dua belas bulan, tiga puluh hari untuk masing-masing, yang setiap beberapa bulan ke tiga belas harus ditambahkan dengan sebuah keputusan dari Sanhedrin untuk menjaga kalender tetap sinkron dengan ekuinoks dan solstis, dan juga untuk mencegah musim "menyimpang" ke bulan yang tidak tepat.

Orang-orang Kristiani di Yunani tampaknya ingin menemukan tanggal yang setara dengan 14 Nisan dalam kalender matahari mereka sendiri, dan karena Nisan adalah bulan di mana equinox musim semi terjadi, mereka memilih hari ke 14 Artemision, bulan di mana equinox musim semi selalu jatuh dalam kalender mereka sendiri. Sekitar tahun 300 M, kalender Yunani digantikan oleh kalender Romawi, dan sejak tanggal permulaan dan akhir bulan di kedua sistem ini tidak bersamaan, 14 Artemision menjadi 6 April. Sebaliknya, orang kristiani di Roma dan Afrika Utara tampaknya berkeinginan untuk menetapkan tanggal historis di mana Tuhan Yesus mati. Mereka akhirnya menyimpulkan bahwa Yesus meninggal pada hari Jumat, 25 Maret 29. Sampai pada titik ini akhirnya Gereja Timur menetapkan kematian Yesus pada tanggal 6 April, sedangkan di Barat, 25 Maret. Mengapa berbeda? Sekali lagi, karena mereka memakai sistem kalender yang berbeda pula.

Usia Integral
Pada Jaman Kristus dahulu, ada sebuah kepercayaan bernama “Usia Integral” yang sangat tersebar secara luas dalam Yudaisme dan kepercayaan ini hidup dalam kesadaran orang-orang Kristen. Kepercayaan ini sangat berkaitan dengan nabi-nabi besar bangsa Yahudi. Mereka percaya bahwa nabi-nabi Israel meninggal pada tanggal yang sama dengan tanggal kelahiran atau tanggal konsepsi (pembuahan) mereka. Kepercayan “Usia Integral” ini adalah faktor kunci dalam memahami bagaimana akhirnya orang kristiani perdana mula-mula percaya bahwa tanggal 25 Desember adalah tanggal kelahiran Kristus. Orang-orang kristiani menerapkan gagasan ini kepada Yesus, sehingga tanggal 25 Maret dan 6 April tidak hanya merupakan tanggal kematian Kristus, tapi juga merupakan tanggal konsepsi Yesus. Ada beberapa bukti singkat bahwa setidaknya beberapa orang Kristen abad pertama dan kedua memikirkan tanggal 25 Maret atau 6 April sebagai tanggal kelahiran Kristus, namun pada akhirnya mereka menetapkan bahwa 25 Maret adalah tanggal konsepsi Kristus. Sampai hari ini secara universal bahwa pada tanggal 25 Maret Gereja Universal merayakan Hari Raya Kabar Sukacita, yakni ketika Malaikat Gabriel membawa kabar baik tentang kelahiran penyelamat manusai kepada Perawan Maria. Karena Fiat Maria yang berserah pada kehendak Firman Allah yang Kekal akhirnya Sabda segera berinkarnasi dalam rahimnya. Oleh karena itulah 25 Maret akhirnya menjadi saat Konsepsi (Pembuahan) Yesus.

Berapa lama kehamilan yang normal? Sembilan bulan. Maka kemudian, orang Kristiani menambahkan sembilan bulan dari 25 Maret dan akhirnya didapatkanlah tanggal 25 Desember. Jika kita menambahkan 9 bulan dari tanggal 6 April, maka kita akan mendapatkan 6 Januari.

Dengan demikian, ditetapkanlah tanggal 25 Desember adalah Natal, dan 6 Januari adalah Epifani. Natal (25 Desember) adalah Pesta Kelahiran Yesus untuk orang-orang Kristiani Ritus Barat. Di Konstantinopel ketetapan ini diperkenalkan pada tahun 379 atau 380 dalam sebuah khotbah St. Yohanes Krisostomus. Perayaan Natal ini pertama kali dirayakan di sana pada tanggal 25 Desember 386. Dari pusat-pusat kekristenan ini menyebar ke seluruh Asia Timur dan diadopsi di Alexandria sekitar tahun 432 dan di Yerusalem satu abad atau lebih kemudian. Sementara itu, orang-orang Kristiani dari ritus Armenia sampai hari ini merayakan kelahiran Kristus, kunjungan orang majus, dan pembaptisan Yesus pada tanggal 6 Januari.

Gereja-gereja Barat, pada gilirannya, secara bertahap mengadopsi pesta Epiphany (6 Januari) dari GEreja Timur, Roma melakukannya sekitar 366 dan 394. Namun di Gereja Barat, pesta tersebut pada umumnya dijadikan sebagai peringatan kunjungan orang majus ke bayi Kristus, dan karena itu, perayaan ini adalah sebuah pesta penting, tapi bukan salah satu yang paling penting – hal ini sangat bertolak belakang secara kontras dengan arti pentingnya di Gereja Timur, di mana hari ini menjadi pesta terpenting Gereja Timur yang kedua, setelah Pascha (Paskah).

Pesta Kristen
Jadi, penetapan tanggal 25 Desember menjadi tanggal kelahiran Kristus sama sekali tidak dipengaruhi oleh budaya pagan. Penetapan ini timbul dari usaha orang-orang kristiani awal untuk menentukan tanggal historis kematian Kristus.


Dan justru sebaliknya, pesta pagan yang dicanangkan Kaisar Aurelian pada tanggal 274 itu bukan hanya upaya untuk menggunakan titik balik matahari musim dingin untuk memperkuat kekuasaan politiknya, tapi juga hampir pasti merupakan usaha untuk memberi makna pagan kepada tanggal yang sudah menjadi tanggal penting bagi orang-orang kristiani di Roma dengan harapan bahwa orang-orang kristiani dapat kembali menjadi pagan.

PEMBERKATAN LINGKARAN ADVEN DALAM MISA




PENDAHULUAN

Penggunaan Lingkaran Adven adalah praktik tradisional yang biasa dilakukan di dalam gereja maupun juga di rumah. Berkat pada lingkaran Adven dilakukan pada hari Minggu Pertama Adven atau di malam hari sebelum Minggu Pertama Adven. Berkat itu bisa dirayakan selama Misa, perayaan Sabda, atau Ibadat Sore I.
Biasanya, Lingkaran Adven disusun dari sebuah rangkaian melingkar daun-daunan hijau yang diberi empat buah lilin. Menurut tradisi, Tiga lilin itu berwarna ungu dan yang keempat adalah merah muda. Namun, empat lilin ungu atau lilin putih juga bisa digunakan.
Lilin mewakili empat minggu masa Adven dan jumlah lilin yang menyala setiap minggunya menunjukkan Minggu Adven kebeapa yang sedang dirayakan. Lilin merah muda dinyalakan pada hari Minggu Adven Ketiga yang juga dikenal dengan Minggu Gaudete.
Jika Lingkaran Advent akan digunakan di gereja, lingkaran itu harus cukup ukurannya agar bisa dilihat oleh umat. Cara meletakkannya bisa digantungkan dari langit-langit atau diletakkan di atas dudukan. Jika ditempatkan di Panti Imam, sebaiknya peletakkannya tidak mengganggu perayaan liturgi, dan juga tidak menghalang-halangi altar, mimbar, atau kursi imam.
Saat Lingkaran Adven digunakan di gereja, pada Minggu Adven kedua dan seterusnya, lilin dinyalakan sebelum Misa dimulai atau segera sebelum Doa Pembuka (collecta). Tidak ada ritus atau doa tambahan untuk penyalaan lilin ini.

DOA PEMBERKATAN LINGKARAN ADVEN

Setelah Bacaan Injil, selebran dalam homili, berdasarkan teks kitab suci, menjelaskan arti perayaan tersebut. Kemudian setelah didoakan Bersama Aku Percaya, Doa Umat didoakan seperti biasa. Selebran menutup Doa Umat dengan DOA BERKAT LINGKARAN ADVEN ini.

I:   Kristus datang untuk membawa keselamatan kepada kita dan berjanji untuk datang lagi ke dunia ini. Mari kita berdoa agar kita bisa selalu siap untuk menyambutnya. Marilah kita Mohon….
U: Kabulkankan Doa Kami, Ya Tuhan
I;   Semoga dengan merayakan Adven ini, hati kita semakin terbuka akan cinta Tuhan. Marilah kita Mohon….
U: Kabulkankan Doa Kami, Ya Tuhan
I:   Semoga Cahaya Kristus menembus kegelapan dosa kita. Marilah kita Mohon….
U: Kabulkankan Doa Kami, Ya Tuhan
I;   Semoga lingkaran Adven ini senantiasa mengingatkan kita untuk mempersiapkan kedatangan Kristus yang kedua. Marilah kita Mohon….
U: Kabulkankan Doa Kami, Ya Tuhan
I:   Semoga Masa Natal ini mengisi hati kita dengan damai dan kegembiraan dalam mengikuti teladan hidup Yesus. Marilah kita Mohon….
U: Kabulkankan Doa Kami, Ya Tuhan

Dengan tangan terulur, selebran mendoakan Doa Berkat:

Tuhan Allah,
GerejaMu dengan penuh sukacita menantikan kedatangan penyelamat kami,
yang telah mengusir kegelapan dosa.
Limpahkanlah berkat-Mu atas kami,
Semoga dengan menyalakan lilin pada lingkaran adven ini,
kami melihat juga kegemilangan terang Kristus yang bercahaya.
Ini semua kami mohon dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
Amin.

Atau

Tuhan Allah kami,
Kami memuji-Mu karena Engkau telah menganugerahkan Putra-Mu, Yesus Kristus, kepada kami
Dialah Sang Immanuel, pembawa harapan semua manusia
Dialah Sang Kebijaksanaan yang mengajar dan menuntun kami
Dialah Sang Penyelamat semua bangsa.

Tuhan Allah,
Curahkanlah berkat-Mu atas kami,
Yang hendak menyalakan lingkaran Adven ini.
Semoga lingkaran Adven dan cahaya lilinnya
Menjadi tanda janji Kristus untuk membawa keselamatan bagi kami.
Semoga Ia datang dengan segera dan tidak berlambat.
Ini semua kami mohon dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.

Amin.

Lingkaran Adven bisa diperciki dengan Air Suci. Lalu Lilin pertama bisa dinyalakan.