Sinterklas Bukanlah Figur Kristen
Saat Natal mendekat, banyak orang menantikan kedatangan Santa Claus (Sinterklas), yang diharapkan akan membawa kedamaian dan kebahagiaan. Namun, apakah Santa benar-benar sosok yang mewakili iman Kristen? Meskipun banyak orang mengenal Santa Claus modern sebagai perwujudan dari St. Nicholas, seorang santo dari abad ke-4, perjalanan hingga menjadi sosok yang kita kenal sekarang cukup kompleks.
Perjalanan Santa Claus dari St. Nicholas
St. Nicholas adalah seorang uskup yang dikenal karena kebaikan dan kemurahan hatinya, terutama kepada anak-anak dan orang miskin. Tradisi ini melahirkan perayaan Sinterklaas di Belanda, dengan gambaran pria berjanggut putih dan mengenakan topi uskup merah. Namun, gambaran Santa Claus yang kita kenal saat ini—seorang pria periang berbaju merah—baru muncul pada tahun 1931 melalui iklan Coca-Cola. Sebelum itu, Santa sering digambarkan mengenakan pakaian berwarna hijau atau bahkan oranye.
Pengaruh Tradisi Lain Terhadap Santa Claus
Santa Claus modern adalah hasil dari perpaduan berbagai tradisi Eropa yang diadaptasi oleh imigran di Dunia Baru. Berikut adalah beberapa pengaruh penting:
- Father Christmas dari Inggris: Merupakan personifikasi keceriaan Natal, lebih terkait dengan pesta dan makanan.
- Odin, dewa Norse: Menggunakan pasukan peri, mengendarai kuda berkaki delapan, dan memantau anak-anak baik dan nakal.
- Christkindl atau Christkringel: Figur anak kecil yang mewakili kedatangan Yesus, membawa hadiah bagi anak-anak yang baik.
- Nyssa dari folklore Nordik: Tokoh kerdil yang membawa hadiah dengan kereta yang ditarik kambing, tidak mentolerir kemalasan.
Santa Claus dan Komersialisme
Santa Claus kini lebih banyak dilihat sebagai simbol kapitalisme Amerika, menjadi alat pemasaran yang kuat untuk menjual berbagai produk selama musim Natal. Meskipun berasal dari berbagai tradisi agama, sosok Santa telah berkembang menjadi ikon pesta dan konsumsi yang sering melupakan esensi dari Natal yang sesungguhnya—perayaan kelahiran Yesus.
Refleksi bagi Orang Kristen
Meskipun tidak ada masalah bagi orang Kristen untuk mengikuti tradisi Santa Claus, penting untuk diingat bahwa perayaan Natal sejati adalah tentang kelahiran Yesus, bukan sekadar pesta dan hadiah. Santa Claus mungkin tidak sepenuhnya mewakili iman Kristen, tetapi dia bisa menjadi pengingat akan komersialisasi yang telah mengalihkan fokus kita dari makna sebenarnya dari Natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar