Ekaristi Dimulai dari Palungan
Ketika Maria melahirkan Yesus, ia meletakkan-Nya di palungan karena tidak ada tempat di penginapan. Setiap Natal, kita mendengar kisah ini dari Injil Lukas, dan selalu mengingatkan kita akan kerendahan hati Tuhan. Tuhan, yang menciptakan segala sesuatu, memilih lahir sebagai bayi lemah dan tak berdaya di antara hewan-hewan.
Palungan adalah simbol kerendahan hati Tuhan yang mau datang ke dunia untuk bersatu dengan yang lemah dan tersisih. Namun, ada makna yang lebih dalam dari palungan. Palungan adalah tempat makanan bagi hewan-hewan, tempat di mana mereka mencari makanan dan kehidupan. Dengan terbaring di palungan, Yesus menunjukkan bahwa Ia datang sebagai makanan bagi kehidupan dunia, yang menjadi dasar dari Ekaristi dan sakramen-sakramen lainnya.
Yesus datang ke dunia untuk memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai makanan bagi kita, menyatakan kehadiran-Nya yang nyata di antara kita. Ekaristi bukan sekadar perayaan spiritual, tetapi penegasan bahwa Tuhan hadir secara nyata dalam hidup kita. Dengan menyambut Ekaristi, kita tidak hanya mengenang Yesus, tetapi diundang untuk menjadi lebih seperti-Nya.
Namun, banyak orang tidak memahami ini. Mereka melihat Ekaristi hanya sebagai upacara atau peringatan. Ini adalah salah satu alasan mengapa Gereja begitu menekankan pentingnya iman kepada Ekaristi. Kita diingatkan bahwa saat Natal, palungan adalah simbol pengorbanan Yesus, yang datang sebagai makanan agar kita dapat hidup.
Tetapi kita juga harus ingat, Ekaristi bukan hanya tentang siapa Yesus itu, tetapi apa yang Ia inginkan kita menjadi. Yesus tidak hanya datang untuk memberikan diri-Nya kepada kita, tetapi juga mengundang kita untuk menjadi seperti Dia: rendah hati, penuh belas kasihan, dan terbuka kepada orang lain.
Ekaristi mengingatkan kita akan panggilan untuk mengubah hidup kita dan menjadi lebih seperti Yesus. Kita dipanggil untuk melayani dan mengasihi orang-orang yang terpinggirkan, seperti yang dilakukan Yesus. Hanya dengan demikian, ibadah kita akan berarti dan kita dapat benar-benar merayakan kelahiran Yesus di Betlehem.
Jadi, saat kita merayakan Natal, mari kita merenungkan makna palungan dan mengingat bahwa kita dipanggil untuk menjadi lebih seperti Yesus. Semoga Natal ini menjadi momen bagi kita untuk bertumbuh dalam iman dan belas kasih. Selamat Natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar