Pengajaran Katolik Tentang Perceraian
Gereja Katolik sangat serius memandang sakramen pernikahan. Sebelum menikah, calon pasangan diwajibkan mengikuti persiapan selama enam bulan, mendapatkan persetujuan dari seorang imam, dan berjanji kepada Tuhan untuk tidak berpisah sampai maut memisahkan. Namun, standar tinggi ini tidak selalu tercapai, dan kadang-kadang perceraian tetap terjadi.
Perceraian dan Gereja Katolik
Dalam pandangan Gereja Katolik, perceraian bukan berarti ekskomunikasi, dan tidak selalu dianggap dosa. Namun, perceraian dianggap melanggar hukum alam karena mencoba memutuskan ikatan yang telah disatukan oleh Tuhan. Menurut Katekismus Gereja Katolik, perceraian merusak tanda keselamatan yang diwakili oleh pernikahan sakramental. Jika seseorang bercerai dan menikah lagi, itu dianggap perzinahan dalam pandangan Gereja, karena pernikahan pertama tetap dianggap sah di mata Tuhan.
Bolehkah Bercerai?
Perceraian dalam dirinya sendiri tidak selalu merupakan dosa. Gereja memahami bahwa dalam kasus seperti perzinahan, penelantaran, atau kekerasan, hidup bersama mungkin menjadi tidak mungkin atau tidak wajar. Dalam situasi seperti itu, perpisahan fisik dapat dibenarkan, dan perceraian sipil dapat diizinkan untuk melindungi hak hukum, kesejahteraan anak, atau warisan. Orang yang menjadi korban dalam situasi ini tidak berdosa dan masih dapat menerima sakramen, termasuk Komuni.
Perbedaan Antara Perceraian dan Anulasi
Perceraian memutuskan pernikahan, sementara anulmen menyatakan bahwa pernikahan itu tidak pernah sah menurut hukum Gereja. Anulmen berarti pernikahan tidak memenuhi salah satu dari enam kriteria penting untuk pernikahan yang sah:
- Pasangan bebas untuk menikah.
- Mampu memberikan persetujuan.
- Memberikan persetujuan dengan bebas.
- Berniat menikah untuk seumur hidup dan terbuka untuk memiliki serta membesarkan anak.
- Mementingkan kebaikan satu sama lain.
- Persetujuan diberikan di hadapan dua saksi dan seorang menteri Gereja yang sah.
Jika salah satu dari ini tidak terpenuhi, pernikahan dianggap tidak pernah ada. Orang yang menerima anulmen bebas menikah lagi karena mereka tidak pernah benar-benar menikah dalam pandangan Gereja. Namun, tanggung jawab sipil dan keluarga tetap ada.
Kesimpulan
Pentingnya pernikahan dalam Gereja Katolik sangat ditekankan melalui pemahaman tentang perceraian dan anulmen. Bagi mereka yang mempertimbangkan pernikahan di Gereja Katolik, ini adalah panggilan untuk mengambil langkah ini dengan sangat serius. Anda memasuki perjanjian dengan Tuhan, jadi berikan hati sepenuhnya kepada-Nya, karena itulah yang Dia berikan kepada Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar