*Lingkaran Paskah (Bagian 13)*
*Unsur Khas dalam Misa Kamis Putih*
Misa Kamis Putih memiliki beberapa elemen khas yang menandai awal Triduum Paskah, mengingatkan kita pada kasih dan pelayanan Yesus Kristus:
1. Nyanyian "Kemuliaan" dan Lonceng: Selama nyanyian "Kemuliaan", lonceng gereja dibunyikan, tetapi tidak boleh mengganggu keindahan nyanyian. Lonceng ini baru akan dibunyikan lagi pada Malam Paskah, menandai kebangkitan Kristus.
2. Ritus Pembasuhan Kaki: Setelah homili, dilaksanakan ritus pembasuhan kaki kepada dua belas wakil umat, dikenal sebagai Mandatum. Ini menggambarkan cinta kasih dan pelayanan Yesus, harus dijaga tradisinya dan dijelaskan maknanya kepada umat.
3. Kolekte untuk Orang Miskin: Kolekte, termasuk hasil Aksi Puasa Pembangunan (APP), diantar ke altar bersamaan dengan persembahan roti dan anggur. Ini merupakan ekspresi dari kasih kepada sesama.
4. Perarakan Sakramen Mahakudus: Setelah Doa Sesudah Komuni, Sakramen Mahakudus dalam sibori (bukan monstrans) dipindahkan dalam sebuah perarakan yang diiringi nyanyian dan penyembahan oleh umat, dengan menggunakan bunyi kayu, bukan lonceng.
5. Tanpa Berkat dan Pengutusan: Misa berakhir tanpa berkat dan pengutusan. Imam dan petugas kemudian menanggalkan kain-kain altar dan menghilangkan hiasan bunga, menandai dimulainya periode berkabung sampai kebangkitan Kristus.
6. Adorasi Sakramen Mahakudus: Umat dianjurkan untuk bersembah sujud, berdoa, dan merenungkan Injil Yohanes 13-17 di depan Sakramen Mahakudus, baik sendiri maupun dalam kelompok.
Elemen-elemen ini membantu kita merenungkan kebesaran kasih Yesus yang tak terhingga, mempersiapkan diri untuk memasuki misteri penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya.
*© Mysterium Fidei & Sacra Ministeria*
#seriteologiliturgi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar