Kamis, 25 Januari 2024

Mengenal Pengertian Liturgi (Bagian 6)

Liturgi adalah Formal!

Dalam konsep TB-SRFMT (Tindakan Bersama yang Sakral, Ritual, Formal, Memorial, dan Transformational), aspek "Formal" sangat penting dalam liturgi. Liturgi dianggap formal karena memang ada aturan-aturan tertentu yang berlaku.

Mungkin timbul pertanyaan, "Apakah lebih baik jika liturgi lebih fleksibel dan tidak terlalu kaku?" Untuk memahami mengapa liturgi bersifat formal, perlu dipertimbangkan dua alasan utama:

1. Liturgi Merayakan Iman: Liturgi adalah ekspresi perayaan iman kita. Oleh karena itu, teks-teks dalam liturgi, yang meskipun tampak formal dan tidak fleksibel, sangat penting karena kita tidak boleh merayakan iman yang salah. Keformalan teks-teks liturgi bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam merayakan iman kita.

2. Liturgi sebagai Perayaan Universal: Liturgi adalah salah satu pemersatu Gereja Katolik di seluruh dunia. Baik di Indonesia, Eropa, Amerika, atau mana pun, liturgi dirayakan dengan cara yang sama. Keformalan liturgi inilah yang mempersatukan kita.

Bayangkan acara internasional dengan dress code formal; kita akan membayangkan mode fashion yang seragam. Keformalan dalam liturgi bukan sesuatu yang harus dibenci, tetapi sesuatu yang harus disyukuri karena menjamin kebenaran iman kita dan menjaga kesatuan kita.

Anggaplah liturgi seperti sebuah permainan sepak bola. Dalam sepak bola, ada aturan-aturan yang jelas dan formal yang harus diikuti - seperti aturan offside, cara melakukan tendangan penalti, dan sebagainya. Aturan-aturan ini, meskipun tampak kaku, penting untuk memastikan permainan berlangsung adil dan dapat dinikmati oleh semua pemain dan penonton. Tanpa aturan ini, permainan akan menjadi kacau dan kehilangan esensinya. Demikian pula dengan liturgi, keformalan dan aturan-aturannya membantu menjaga kekudusan, keseragaman, dan kebenaran iman yang kita rayakan bersama.

Inilah adalah cara pandang yang tepat untuk memandang aturan-aturan baku dalam liturgi.

© Mysterium Fidei

#serispiritualitasekaristi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar