Selasa, 06 Agustus 2024

Bisakah Kita Berhenti Menyalahkan Tuhan atas Kanker?

 


Bisakah Kita Berhenti Menyalahkan Tuhan atas Kanker?

Salah satu kritik yang sering saya dengar tentang Tuhan adalah soal keberadaan kanker. Jika Tuhan itu maha kuasa dan maha pengasih, mengapa orang, bahkan anak-anak, bisa terkena kanker dan meninggal? Bagi banyak orang, ini seolah menjadi bukti bahwa Tuhan tidak sepenuhnya pengasih. Bagaimana kita bisa tetap percaya kepada Tuhan ketika melihat penderitaan yang disebabkan oleh penyakit mematikan ini?

Menyadari Penyebab Kanker

Kenyataannya, banyak penyebab kanker adalah hasil dari pilihan manusia. Berdasarkan penelitian dari Pharmaceutical Research tahun 2008, dua penyebab utama kematian terkait kanker, yang mencapai 55 hingga 65% dari semua kematian, adalah tembakau dan pola makan yang buruk. Ini termasuk makanan yang digoreng, makanan olahan, daging merah, dan alkohol. Sebagian besar kanker disebabkan oleh kebiasaan ini, yang sebenarnya bisa kita kendalikan dan cegah.

Selain itu, faktor lingkungan juga berperan besar dalam penyebab kanker. Contohnya, asap kendaraan bermotor yang mengandung karbon monoksida dan zat beracun lainnya adalah penyebab kanker paru-paru dan penyakit jantung. Bahan kimia beracun seperti bahan kimia yang disebut "forever chemicals," yang ditemukan dalam produk sehari-hari seperti Teflon dan pembungkus makanan cepat saji, juga berkontribusi. Hampir setiap orang Amerika, termasuk bayi baru lahir, memiliki sejumlah bahan kimia ini dalam darah mereka.

Pilihan Manusia dan Dampaknya

Sejak lama, kita telah menggunakan bahan berbahaya seperti asbes dalam bangunan tanpa menyadari bahaya yang ditimbulkannya. Bahan-bahan seperti benzena, vinil klorida, formaldehida, dan pestisida telah terbukti menyebabkan berbagai jenis kanker. Pada tahun 2022, Monsanto membayar $11 miliar karena produk Roundup mereka menyebabkan kerusakan kesehatan yang serius.

Peran Tuhan dalam Penderitaan

Kita sering bertanya-tanya mengapa Tuhan tidak mencegah hal-hal ini, tetapi kita juga harus sadar bahwa tidak semuanya bisa diatur oleh Tuhan. Banyak kerusakan lingkungan dan kesehatan adalah akibat dari tindakan kita sendiri, seperti penggunaan bahan kimia beracun, bahan bakar fosil, dan plastik sekali pakai.

Paus Fransiskus pernah mengingatkan kita bahwa cara kita memperlakukan dunia adalah dengan eksploitasi tanpa batas. Pilihan kita sebagai masyarakat seringkali berdampak langsung pada peningkatan penyakit dan kematian. Dalam ensikliknya, Laudato Si, dan baru-baru ini, Paus mengingatkan kita lagi tentang tanggung jawab besar kita terhadap dunia ini.

Kebebasan Memilih dan Tanggung Jawab

Tuhan telah memberikan kita kehendak bebas, yang berarti kita diberi tanggung jawab besar untuk menjaga dunia ini. Selama kita terus bertindak seolah-olah kita tidak terbatas, mengabaikan konsekuensi dari tindakan kita, kita hanya bisa menyalahkan diri kita sendiri atas penyakit yang terjadi.

Di akhir semuanya, Tuhan memang maha kuasa dan penuh kasih. Pada akhirnya, semuanya akan diperbaiki, dan mereka yang setia akan dibawa ke dalam damai kerajaan-Nya. Namun, selama kita belum sampai di sana, kita harus bertanggung jawab atas pilihan kita dan menyadari bahwa dunia ini adalah milik kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar